Kamis, 07 Juni 2012

Sabarlah Abi..


Bismillaah..

Kisah ini merupakan kisah nyata, saya ambil dari isi status milik salah seorang ikhwan di FaceBook (semoga Allah menjaganya)



---

Sabarlah Abi.., Allah sedang mengujimu melalui aku

Nama panggilannya Yoga, anak kelas satu sekolah dasar yang banyak memberi manfaat atas musibahnya, terutama kepadaku.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Senantiasa cobaan itu menimpa seorang mukmin atau mukminah pada dirinya, anak ataupun hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah ta'ala dalam keadaan tidak memiliki kesalahan." (HR. At-Tirmidzi no. 2399, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi: hasan shahih)

"Abi mengapa menangis.., adik yang salah kok, sebab gak berhati-hati, makanya tersandung.". Cerita seorang ikhwan teman ana bekerja. Bagaimana tidak menangis, selepas operasi pengangkatan tumor otak kemarin, Yoga selalu ingin shalat berjama'ah di masjid bersama ayahnya. Bagaimana hati ini tidak menangis, sebab efek operasi tumor kemarin membuat kedua matanya tidak bisa melihat. Buta. Subhanallah.., itu yang membuat ia tersandung malam itu. Allah Maha Besar, kemuliaan hati shahabat Rasul, Abdullah bin Ummi Ma'tum ternyata masih ada pada bocah buta kelas 1 SD yang begitu tegar selalu mensupport ayah bundanya agar senantiasa bersabar.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, seperti yang dinukilkan oleh Suhaib bin Sinan radhiyallahu 'anhu:

"Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya setiap perkaranya merupakan kebaikan baginya, dan ini tidak dimiliki siapapun kecuali oleh seorang mukmin: apabila memperoleh kelapangan, dia bersyukur, maka ini kebaikan baginya, dan apabila ditimpa kesusahan, dia bersabar, maka ini pun kebaikan baginya." (HR. Muslim no. 2999)

Peristiwa ini dimulai kurang lebih bulan Maret 2012 kemarin, saat itu Yoga menangis ketika turun dari mobil jemputan sekolah. Tidak biasanya anak yang begitu ceria itu menangis, bahkan ketika akan masuk rumahnya pun ia tersasar ke rumah tetangganya. Masyaa Allah.., ternyata sebelah matanya tidak bisa melihat dan satunya lagi tinggal 20% (daya kemampuan melihatnya -red).. Innalillahi wa Inna ilaihi roji'un.., kami begitu shock, ternyata Yoga menderita tumor otak yang membuat penglihatannya hilang. Tapi, Subhanallah.., ketika kami tak tahan melihat penderitaannya, bahkan ingin rasanya orang tuanya menggantikan rasa sakit buah hatinya, Yoga tetap menunjukkan keceriaan, seakan ia sedang dalam keadaan sehat bahkan dalam kebutaan pun selalu tahu jika ibunya menangis. "Ummi jangan sedih, adik gak apa-apa kok, adik ikhlas..". Ibu mana yang tidak bertambah tangisnya melihat ucapan tabah dari seorang anak umur 7 tahun yang sesungguhnya sedang menahan sakit.

Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhum meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidaklah seorang muslim ditima suatu kepayahan, kegalauan, kesedihan, gangguan ataupun kegundahan, hingga duri yang mengenainya, kecuali Allah akan menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan musibah itu." (HR. Al-Bukhari no. 5641, 5642, dan Muslim no. 2573)

Dan siang tadi kami ke rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur, ternyata operasi 2 bulan kemarin tidak berhasil sempurna karena masih ada cairan efek pembedahan yang menurut dokter jika seminggu saja telat maka kondisinya akan berbeda. Di ruang inter mediate, anak itu begitu tenang, membuatku menangis.., mencoba merasakan apa yang ia rasakan, mencoba mengerti apa yang dirasa orang tuanya. Kisah para Nabi dan Shahabat sedang kupelajari lagi.


Abuhu (ayahnya) sekuat Ibrahim dalam mengambil keputusan
Ummuhu (ibunya) setegar Hajar menunggu keputusan terbaik suaminya, dan

Anaknya (Yoga) semulia Abdullah bin Ummi Ma'tum

---

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan kami jadikan sebagian kalian fitnah bagi sebagian yang lain, apakah kalian akan bersabar. Dan adalah Rabb kamu itu Maha Melihat."

Al-Qurthuby rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat ini: "Yaitu bahwa dunia ini adalah tempatnya ujian dan cobaan, maka Allah Ta'ala menghendaki untuk menjadikan sebagian hamba sebagai ujian bagi yang lain secara umum untuk keseluruhan manusia, yang mukmin dan yang kafir. Orang yang sehat ujian bagi yang sakit, orang yang kaya ujian bagi yang fakir, dan orang yang fakir (tapi sabar) ujian bagi yang kaya.

Makna dari semua ini adalah bahwa setia orang diuji dengan temannya (yang berlawanan kondisinya). Yang kaya diuji dengan yang fakir, dia dituntut untuk berbuat adil merasa apa yang dirasakan dan tidak merendahkannya. Yang fakir diuji dengan yang kaya, dia dituntut untuk tidak hasad terhadap yang kaya, dan tidak mengambil sesuatu darinya kecuali yang diberikan. Dan semuanya dituntut untuk bersabar di atas al-Haq. Sebagaimana dikatakan oleh Adh-Dhahk terkait makna "apakah kalian akan bersabar": "yaitu di atas al-Haq". Orang-orang yang tertimpa musibah mengatakan: "Kenapa kita belum disembuhkan?", orang yang buta mengatakan: "Kenapa aku tidak dijadikan orang yang bisa melihat?", demikian semua orang yang sakit. Dan Rasul shalallahu 'alaihi wa sallam orang yang dikhususkan dengan karomah kenabian menjadi ujian bagi orang-orang mulia dari kalangan orang kafir di zamannya. Demikian pula ulama dan pemimpin yang adil (menjadi -red) fitnah bagi yang lain. Maka ujian adalah jika seseorang terjatuh pada hasad, orang yang teruji hasad terhadap yang tidak teruji. Dan kesabaran adalah masing-masing orang menahan dirinya, yang ini menahan diri dari penentangan, yang ini menahan diri dari kemalasan dan keluhan.".

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata ketika memberikan nasehat kepada ikhwah salafiyin Kendari:

"Rabb kita Jalla Sya'nuhu menguji dan memberi cobaan pada kita dengan sebagian kita, agar bisa diketahui adanya kesabaran kita atau tidak adanya, dan agar diketahui mana yang jujur dalam ta'awun dalam kebaikan dan ketakwaan dan yang tidak seperti itu. Rabb kita berfirman dan Dia adalah yang paling benar ucapannya,

"Dan Kami jadikan sebagian kalian bagi yang lainnya fitnah (ujian), apakah kalian akan bersabar? Dan adalah Rabb-mu itu Maha Melihat."

Subhanallah, betapa banyak saudara kita yang lalai dari ayat ini. Ketika timbul dari saudaranya sesuatu, dia berusaha bagaimana bisa (untuk -red) menyingkirkannya, bagaimana bisa (untuk) mengalahkannya, dan bagaimana bisa (untuk) memaksakan pendapatnya -kecuali orang yang dirahmati Allah Ta'ala-.

Rabb kita mengajak kita kepada pemberian yang paling luas yang Dia berikan kepada (seorang -red) hamba, memuliakan hamba dengannya (berupa pemberian dari-Nya). Al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidaklah seorangpun diberi pemberian lebih baik dan lebih luas dari kesabaran."

Wahai saudara sekalian, aku ingatkan kalian akan atsar yang sangat agung, yaitu atsar yang hasan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu dia berkata -ditujukan kepada shahabat di saat itu-, pada saat terjadinya sedikit perselisihan: "Sesungguhnya apa yang kalian benci selama dalam jama'ah itu lebih baik dari apa yang kalian cintai dalam perpecahan.

Maka tetap bersamanya kalian dengan saudaramu ahlus sunnah lebih baik bagimu, Wallahi, meskipun ada sedikit perselisihan, meski terjadi perselisihan antara engkau dan saudaramu, yang ini keterlaluan dalam berbicara tentangnya atau tentang saudaranya. Kesabaran, perbaikan dan nasehat dan  yang semisalnya adalah obat, penyembuh, dan terapinya semua perkara ini. Maka janganlah kalian ceburkan diri kalian dalam perselisihan, dan jadilah sebagaimana yang kalian diperintah Allah Ta'ala, merujuk kepada ulama dan bertanya kepada mereka, apa yang harus diperbuat, bagaimana sikapnya bersama ini atau bersama orang-orang yang terjadi dari mereka ini."

Dan jawaban Asy-Syaikh Abdullah Mar'i ketika ditanya di kediaman beliau, bagaimana menghadapi keadaan yang diliputi dengan berbagai fitnah, beliau menjawab dengan jawaban yang mengingatkan kita akan ayat tersebut. Kata beliau singkat, yaitu: "Sabar".

Wallahu a'lam

Bekasi, 24 Mei 2012

By Toto Abu Ahmad hafizhahullah

1 komentar: