Rabu, 18 April 2012

Analisa: Bagi Wanita, Manakah yang Terbaik?

Ditulis oleh: al Ustadz Abu Iram Al-Atsary -hafizhahullah

Analisa: Bagi wanita, manakah yang terbaik? Menikah dengan orang yang mencintainya atau dengan orang yang dicintainya?

Tahukah Anda?

Bagi seorang wanita itu, lebih baik dia menikah dengan orang yang mencintainya daripada dengan pria yang dia cintai, maka saat datang kepadanya seorang lelaki yang baik agamanya, maka bukalah hati Anda untuk menerimanya, karena cinta itu mudah bangkit dan mengikuti jiwa-jiwa yang tunduk ikhlas di hadapan-Nya.

Mengapa demikian?

Mari kita analisa bersama..

Sebelumnya saya tegaskan, analisa saya subjeknya adalah lelaki yang datang melamar dan dia baik agamanya, sedangkan yang dicintai si wanita belum jelas agamanya. Dan ini telah banyak terjadi, yang berujung si wanita tetap dalam penantiannya yang tak menentu bagi akhiratnya serta meninggalkan lelaki yang terbaik untuk agama dan akhiratnya.

---

Analisa pertama:

Wanita ditakdirkan sebagai seorang makmum, maka langkah dan geraknya di masa datang akan sangat terpengaruh oleh suaminya, jika ia mendapatkan seorang suami yang sholeh, maka dengan sendirinya ia mempunyai peluang yang besar untuk mengikutinya, dan jika dia mendapatkan seorang suami yang durhaka, maka besar peluangnya ia akan ikut terseret.

Analisa kedua:

Lelaki yang mencintainya dengan tulus akan mampu memperlakukannya dengan baik di saat dia marah, di saat dia benci, sedangkan lelaki yang dicintainya belum tentu memiliki perasaan yang sebanding, maka keadaan yang terjadi kerap kali si wanita menjadi objek, baik pemerasan, korban, dan sesuatu yang menyakitkan kerap menyapanya, baik itu ringan tangan, ataupun yang lainnya.

Analisa ketiga:

Lelaki yang mencintainya dengan tulus, akan siap berkorban, mampu melindunginya di saat-saat dia membutuhkannya, karena sebagaimana Anda jika memiliki suatu barang kesayangan, tentu takkan rela jika barangnya itu disia-siakan.

Analisa keempat:

Seseorang yang mencintai, biasanya sanggup berkorban untuk yang dicintainya, mendahulukan kepentingannya, mudah memaafkan, berusaha menerima kondisi dan keadaan karakternya, perhatian, dan akan mudah menemui rasa sabarnya dan banyak menanamkan rasa pengertiannya.

Nah itu 4 analisa yang saya dapatkan, adapun kebanyakan kasus yang terjadi adalah kebingungan wanita, "bagaimana mungkin saya menikah dengan orang yang tak saya cintai?". Ini fokus permasalahan utamanya, iya kan?

---

Memang sekilas keterlaluan jika saya menyarankan kepada Anda muslimah untuk menikah dengan orang yang tidak Anda cintai. Tapi sungguh dari banyak kasus dan pengalaman, menikah dengan orang yang mencintai Anda dan dia baik agama serta akhlaknya, jauh lebih berhasil ketimbang dengan yang GaJeBo (baca: Ga Jelas Bo!!)

Karena wanita itu kerap membutuhkan support, kerap membutuhkan suatu penopang di saat-saat tertentu dia mendapatkan masalah, maka seseorang yang baik agamanya dan mencintai dia dengan tulus, akan mampu melakukannya dengan baik, masih tidak percaya?

Seseorang yang GaJeBo, di saat-saat seperti itu biasanya akan cenderung mencuekkan Anda, meninggalkan Anda sendirian, karena keasyikkannya bukanlah dengan Anda, dia hanya merasakan bahwa dia dipuja, dia disanjung, dan Anda takkan mampu hidup tanpanya, maka biasanya tipe seperti ini selalu banyak keinginan, banyak menuntut, minta dimengerti bukan memahami.

Misal, dia akan mengeluh di saat Anda tak mampu memberikannya pelayanan yang baik di saat Anda mengalami masa-masa haidh, di saat terjadi masalah dia akan selalu mengeluhkan kekurangan Anda tanpa merasa dirinya pun banyak melakukan kelalaian, dia merasa super sendirian dan dia mampu berlalu dari kehidupan Anda dengan wajah tanpa dosa di saat dia meninggalkan Anda (baca: bercerai). Dia sanggup meninggalkan Anda yang sibuk dengan anak-anak Anda, dia sama sekali tak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dengan berbagai dalih dan alasan, entah itu tak memiliki pekerjaan, tak memiliki kelebihan nafkah, dia LUPA bahwasanya kewajibannyalah selaku ayah, imam, pengayom dan pembimbing yang wajib menafkahi anak-anaknya sekalipun sudah berpisah. Dia bermental banci, berani berbuat tapi takut tanggung jawab, dia tidak merasakan rasa malu sedikitpun bahwasanya, "Kok malah istrinya, ibu dari anak-anaknya yang membiayai dan menghidupi anak-anaknya, padahal di satu sisi dia seorang pria yang gagah perkasa dan layak dihormati oleh istrinya !!!"

Nah itulah sekelumit gambaran, sekelumit analisa, mengapa Anda sebaiknya menikah dengan orang yang mencintai Anda muslimah dan dia telah Anda dapati dengan sebenar-benarnya adalah seorang yang sholeh dan baik agamanya, maka sekalipun fisiknya tidak sreg di hati Anda, penghasilannya jauh di bawah Anda, maka lupakan itu, targetkan akhirat Anda, karena kehidupan Anda tidak selamanya hanya dengan ketampanan, dan roda pun berputar, tak selamanya si miskin itu berjalan kaki, suatu hari dia, jika Allah kehendaki dia akan mampu mengantar Anda dengan sebuah mobil BMW!! Insya Allah..

---

Nah sebagai penutup, maka saya sedikit singgung beberapa hal yang mesti Anda lirik dari calon suami Anda sendiri:

  • Pilih yang lurus aqidahnya, karena kunci syurga dan neraka ada pada aqidahnya.
  • Pilih yang memiliki pemahaman ilmu yang cukup baik, saya tak mengatakan yang mumpuni sekelas ustadz-ustadz alumnus Yaman atau Madinah, tapi setidaknya dia seorang yang mau belajar dan terus belajar dan mampu mengukur kekurangan dirinya, artinya bukan yang merasa SOTOY (Sok Tahu) tapi yang mau diluruskan dan menerima masukan yang berharga. Karena kelak, sebaik-baiknya pengajar Anda adalah suami Anda sendiri.
  • Pilih yang baik akhlaknya, karena ada sebagian yang memiliki pemahaman baik dan aqidah yang lurus, namun memiliki temperamen dan akhlak yang buruk. Bukankah sebaik-baiknya muslim adalah yang memperlakukan istrinya dengan baik? Dan kunci rumah tangga (yang) sukses adalah akhlak yang baik dari suami dan istri. Dengan akhlak yang baik, masalah-masalah yang terjadi bisa diselesaikan dengan cara yang baik pula.

Nah, memang tak mudah untuk menggapai dan meraih semua point di atas, kuncinya adalah carilah tahu kepada orang-orang yang mengenalnya dengan baik, bagaimana keadaan dia, bagaimana pemahaman dan kelurusan aqidahnya.

Selain itu, jangan biarkan dia sendirian berjuang memperjuangkan permintaannya kepada keluarga Anda. Namun Anda pun mesti membantu perjuangannya demi mendapatkan akhirat Anda yang baik, dan terakhir saya katakan kepada Anda, KEMISKINAN CALON SUAMI BUKAN PENGHALANG ANDA MENIKAH DENGANNYA, KECUALI JIKA ANDA SUDAH MENGUKUR DAN MENUKAR AKHIRAT ANDA DENGAN URUSAN DUNIA YANG SERBA RIBET. MAKA NASEHAT SAYA INI PUN TAK LAGI MENJADI BERHARGA !!!

Selamat berjuang saudariku. Semoga Allah memudahkan urusan engkau saudariku.

Allahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar